Sumber Foto : galeri. id
.Oleh Vie
.
"Tahu bulat... Tahu bulat, lima ratusan, hararaneut digoreng dadakan" suara khas pedangang tahu bulat yang saban hari lewat depan rumah. Kadang sampai tiga kali kayak minum obat saja.😂
.
Awal dengar aku kira yang jual orang yang sama. Tapi eh tapi kok di mana pun dan kapan pun, itu suara khas aku dengar dan ku temui. Yang aneh malah di sekolah tempat aku ngajar malah tidak ada. Mungkin mereka spesialis 'ngider' jualannya tidak 'ngetem'.
.
Dalam segi ini akan aku komentari. Mengapa mereka tidak jualan di tempat. Seperti tahu Sumedang misal. Dari segi strategi penjualan konsep tahu bulat ini aku artikan dengan istilah jemput bola. Jadi rezeki dicari bukan ditunggu.
.
Pada dasarnya manusia perlu bergerak untuk dapat rezeki. Dalam hal ini gerakannya bisa fisik atau pikiran yang dinamis. Tidak pasrah menunggu keajaiban. Sejalan itu jika dikaitkan dengan konsep silaturahmi dalam Islam yang menyatakan bahwa silaturahmi itu membuka pintu rezeki. Maka jelas sudah tujuannya.
.
Jadi ketika melihat tahu bulat lewat, itu alarm bagiku bahwa waktunya menjemput rezeki. Bergerak dinamis, berpikir tentang apa pun impian yang ingin dicapai.
.
Walaupun secara pribadi aku kurang suka, karena baunya yang menyengat dan rasanya yang terlalu gurih bagiku. Itu pilihanku toh, walau anakku doyan banget. Tapi tetap ku atur dengan pertimbangan kandungan MSG nya yang tinggi.
.
Hararaneut = masih hangat/panas
Ngider = jualan berkeliling
Ngetem = jualan diam
.
#RWCODOP2020
#OneDayOnePost
#RWCDay22
#Ramadhan2020
#KMP3
#kmpdiarpussmi
Bahasa sunda mode on😄 keren kaaa
BalasHapusRiska juga kereen 😍
BalasHapus